Memiliki buah hati adalah dambaan
semua orang, begitupun juga dengan saya. Sebulan setelah menikah, Alhamdulilah
Allah menitipkan amanah kedalam rahim
saya. Seperti kebanyakan wanita hamil pada umumnya, yang mengalami masa-masa
mual, muntah, pusing, itu adalah suatu
kewajaran. Hingga pada tanggal 24
September 2008, bertepatan tanggal 24 Ramadhan, buah hati kami yang pertama,
seorang putri cantik lahir kedunia dengan persalinan Sectio
Caesarea, di bantu oleh dokter Basit SpOG di Rumah Sakit
Angkatan Laut Tanjungpinang. Ibu mana sih yang tidak ingin melahirkan secara
spontan/normal, namun karena pada setelah bukaan lima, bukaan lahir tidak
bertambah, akhirnya dokter memutuskan untuk mengambil tindakan operasi. Dengan
berat hati saya menandatangani surat persetujuan operasi, hal itu menandakan
pengalaman saya operasi untuk ketiga kalinya.
![]() |
Images : Google |
Suatu ketika
di sebuah negeri tinggalah seorag tukang kunci yang mahir. Namanya terkenal
hingga kepenjuru negeri. Banyak orang yang datang kepadanya dan mengakui
kemampuannya membuat anak kunci. Tak ada lubang pintu ataupun gembok yang tak
dapat di bukanya. Tak ada ikatan yang dapat di tembusnya. Segala macam kunci
mampu dibuatnya. Tak heran, setiap hari rumahnya selalu di penuhi oleh
orang-orang yang meminta bantuannya untuk membuat anak kunci.
Sayang, lambat
laun kemasyurannya itu membuatnya sombong, Setiap kali ia berhasil membuka
kunci yang tertutup, ia selalu sesumbar, “lihatlah aku, tak ada satupun kunci
yang tak dapat kubuka. Anak kunci
buatanku paling hebat dan tak ada yang menandinginya!” Tangannya mengangkat
tinggi-tinggi serenceng anak kunci yang terikat pada gelang-gelang besi.
Gemerincing besiberadu terdengar di sela-sela tawa si Tukang Kunci.”Akulah siu
Raja KUnci …”
Musim terlah
berubah, waktu telah berganti, namun kesombongan itu yang sering di pamerkannya
semakin menjadi-jadi. Walaupun mengakui kehebatannya, tapi orang-orang tidak
suka dengan kesombongan yang sering di pamerkannya. Bahkan kini si tukangkunci
itu semakin jumawa. Ia mulai mengaggap dirinya tukang kunci paling hebat
seluruh dunia. “Ayo … ayo … siapa lagi yang butuh bantuanku. Tak ada lubang
kunci yangtak dapat ku tembus. Tak ada rantai yang tak dapat ku lepaskan,”
ujarnya menepuk dada.
Ceritakanlah tentang mimpi kemarin, nyala korek api, nyanyian daun, bisikan angin, buku-buku yang membakar do’a – do’a dan lumpur serta bau tanah yang masih memenuhi laci lemarimu.
Mau kah, ku ajak untuk pergi bersama angin, meski malam berjalan bagai panas yang menghanguskan.
“Aku sudah penat,” katamu,
“Aku ingin mematahkan belenggu-belenggu yang membuat letih kakiku,”ujarmu lagi.
Tunggulah kawan
Sebentar,
Kita sudah letih mendaki jalan ini, jiwa kita gemetaran terhadap teror perjalanan.
Tapi,
Tetaplah berdiri diatas kakimu,
Karena di persimpangan jalan, kita masih bisa menatap Mentari.
Walau dengan itu, kau mesti mencari serpihan kulit yang kau robek dari tanganmu sendiri.
“Aku sudah penat,” katamu,
“Aku ingin mematahkan belenggu-belenggu yang membuat letih kakiku,”ujarmu lagi.
Tunggulah kawan
Sebentar,
Kita sudah letih mendaki jalan ini, jiwa kita gemetaran terhadap teror perjalanan.
Tapi,
Tetaplah berdiri diatas kakimu,
Karena di persimpangan jalan, kita masih bisa menatap Mentari.
Walau dengan itu, kau mesti mencari serpihan kulit yang kau robek dari tanganmu sendiri.
Tanjungpinang, 4 Juni 2017
Begitu juga dengan Kehidupan,
Tak selamanya Kehidupan, indentik dengan kesenangan, apalagi kesedihan.
Karena Roda terus berputar,
bisa jadi saat ini, engkau mengalami kesulitan
maka janganlah bersedih apalagi putus asa
bukankah Allah telah janjikan
Bahwa di balik kesulitan akan ada kemudahan?
Perbanyaklah syukur, sabar dan istighfar
Namun, jika saat ini, engkau sedang mendapati
kenikmatan hidup, janganlah sombong apalagi membanggaan diri
karena semua itu adalah ujian dari Allah,
Mudah saja bagi Allah membolak balik keadaan manusia.
Perbanyaklah amalan, shodaqah dan mengasihi orang miskin
Tanjungpinang, 12 Ramadhan 1438 Hijriah
Memasuki Penggal kedua Ramadhan.
#CatatanEmakBloger
Tak selamanya Kehidupan, indentik dengan kesenangan, apalagi kesedihan.
Karena Roda terus berputar,
bisa jadi saat ini, engkau mengalami kesulitan
maka janganlah bersedih apalagi putus asa
bukankah Allah telah janjikan
Bahwa di balik kesulitan akan ada kemudahan?
Perbanyaklah syukur, sabar dan istighfar
Namun, jika saat ini, engkau sedang mendapati
kenikmatan hidup, janganlah sombong apalagi membanggaan diri
karena semua itu adalah ujian dari Allah,
Mudah saja bagi Allah membolak balik keadaan manusia.
Perbanyaklah amalan, shodaqah dan mengasihi orang miskin
Tanjungpinang, 12 Ramadhan 1438 Hijriah
Memasuki Penggal kedua Ramadhan.
#CatatanEmakBloger
Letak kota
Tanjungpinang yang berada pada gugusan
pulau-pulau di Kepulauan Riau, menjadikan saya hanya pulang setahun sekali
ketika libur panjang dibulan Ramadhan. Dahulu harga tiket pesawat jauh dari
kata terjangkau. Maka alternative selanjutnya, mesti mengunakan kapal Pelni dengan
rute Tanjungpinang – Dumai yang berlayar 1 kali dalam dua pekan. Dari Dumai
perjalananpun dilanjutkan dengan menggunakan bus antar provinsi yang menghabiskan
waktu satu hari perjalanan.
Liburan
panjang itu membuat kami sesama warga asrama rindu akan suasana dan hiruk
pikuknya kegiatan asrama. Antrian mandi, angkat kayu bakar, jadwal piket
ambil nasi, apalagi pengumuman dari qismu lughah untuk meng iqab pelanggar
bahasa yang di tunggu-tunggu setiap lepas sholat magrib. Itu menjadi hiburan
tersendiri bagi kami. Sebab itu, membuat hati ingin segera menuntaskan libur
dan kembali keasrama. Bagi teman-teman, kedatangan saya keasrama adalah yang paling
di tunggu – tunggu J
J J J, karena alm ibu selalu
membekalkan aneka kue kering dan minuman kaleng yang memenuhi isi koper sebagai
oleh-oleh buat teman-teman.
Saya lahir dan
di besarkan di tanah melayu, Kepulauan Riau bernama, sebab terdiri dari beberapa pulau. Walaupun begitu,
saya masih tetap keturunan Minang dan berdarah Minang. Karena itulah di tahun
1999 saya terdampar di asrama putri , Madrasah Aliyah Program Khusus di desa
Koto baru Padang Panjang. Letak sekolah kami sangat strategis
di tepi jalan lintas sumatera. Tepat dikaki dua Gunung, Merapi dan Singgalang.
Abu barelang
yang keluar dari mulut gunung Merapi, itu sudah jadi hal yang biasa. Karena
kami selalu menyaksikannya setiap pagi.
Di sana saya belajar kitab kuning dengan tulisan arab yang tidak
berbaris, ditambah padat nya kegiatan asrama. Terkadang sering muncul juga
persaan jenuh, apalagi jauh dari keluarga. Jika sedang merasa seperti itu, saya
langsung menuju belakang asrama , duduk di tangga menghadap tabek (kolam
ikan) sambil menikmati indahnya
pemandangan gunung Singgalang secara dekat. Tampak pula para petani dan
hamparan kebun wartel yang berjejer. Sungguh pemandangan itu membuat rindu keluarga
terobati.